Like us on Facebook

LightBlog

Breaking

LightBlog

Search This Blog

Monday, November 12, 2012

Contoh Monolog Pekerjaan Rumah


“PEKERJAAN_RUMAH”
Seorang anak laki-laki yang sedang duduk termenung di atas kursi, dia adalah made seorang siswa SMA berumur 16 tahun. Sejak di belikan playstation, Made suka lupa akan waktu, yang dilakukan pulang sekolah hingga larut malam hanyalah bermain dengan mesin gamenya itu. Made tidak pernah lagi tidur siang, apalagi belajar, kecuali besoknya akan menghadapi ulangan. Padahal orang tuanya sering kali mengingatkannya supaya belajar.
Hari ini ada PR matematika, hamper 2 jam sudah Made duduk di depan meja belajar ada 20 soal yang harus dikerjakan, tapi Made baru berhasil mengerjakan 5 soal saja, dan jika sampai nanti pagi tidak selesai, pasti dapat hukuman. Sambil mengingat-ingat perkataan yang di lontarkan Pak Nyoman (Guru Matematika dan wali kelasnya) kemarin siang, “Ingat yang tidak mengerjakan seluruh PR, Bapak akan member hukuman !”. Dan yang membuat Made takut, saat Pak Nyoman berkata seperti itu, pandangan Pak Nyoman tepat kearah Made, seolah-olah menyindir.
Hal tersebut membuat Made resah dan takut akan hukuman yang akan Made terima bilamana tidak bisa mengerjakan seluruh soal tersebut, sambil melamun sendiri didepan meja belajarnya, Made pun berkata…..
“Bagaimana ya?.... ingin sekali rasanya minta tolong ke Bunda, tapi…… bunda akan orangnya tidak sabaran dan kadang cara penyelesaiannya pun berbeda dengan di sekolah, mmmmm.. ah besok saja bisa nyontek hasil pekerjaan teman-teman”.
Pagi Harinya.
Bunda : “Mad, Made bangun!!”. (sambil mengguncang-guncangkan tubuh Made)
Made : “ada apa sih Bun? Pagi buta gini Aku di bangunin? Nanggung nih aku lagi mimpi”.
Bunda : “heh kobo! Pagi buta mata kamu! Lihat sudah mau jam tujuh tuh !” (sambil menunjuk kearah
                jam dinding)
Made : “apa jam tujuh Bun?”. (tersentak,l sambil mengucek-ngucek mata dam melihat jam dinding yang
               ada di hadapannya)
Bunda : “kamu memang bandel! Berkali-kali bunda ingatkan jangan tidur larut malam eh ini malah tidur         dini hari, mending begadang gitu kamu belajar, ini mah begadang malah main playstation”.

Setengah sadar Made berjalan menuju kamar mandi, dan setelah mengenakan seragam sekolah, tanpa sarapan Made langsung berangkat. Dan tanpa melihat kanan-kiri, Made mempercepat langkahnya, seketika itu langkahnya pun terhenti.
Made : “Ya Allah, Aku lupa mengerjakan PR semalam, mmm mending Aku bolos aja deh dari pada kena hukuman lagi”.
Wayan : Madeeeeeeeeeeeeeeeeee, (teriaknya dari ujung gang)
                Seketika itu pun langkah Made terhenti dan menoleh kea rah datangnya suara itu.

Made : “loh ! kamu yan? Kamu kenapa ada disini? Bukannya kamu seharusnya di sekolah?
Wayan : kenapa juga kamu ada di sini?
                Mereka berdua pun tersenyum.
Made : “hahahha aku tahu, kamu pasti belum mengerjakan PR dari Pak Nyoman kan yan? (sambil
               menyikut)
Wayan : mmm betul, pasti alasanmu juga sama kan sama alasanku?
Made : “ya sudah alas an kita berdua sama, bolos karena belum mengerjakan PR, yan kita cari tempat
               sepi yu?
Wayan : “tempat sepi?” kumu homo ya?!”
made : “woy! Aku homo juga milih-milih, hahaha, maksud aku milih tempat yang sepi itu supaya kita
               bolos engga ada yang tahu”.
                Saat keluar dari gang mereka berdua mendekati warung seberang gang tersebut.
Made : “yan, ada warung tuh”. (sambil menunjuk kea rah warung tersebut)
Wayan : “terus kenapa? Mau kamu palak tuh penjualnya atau kamu rampas dagangannya?”.
Made : “ wah dasar otak criminal kamu yan, ya maksud aku gimana kalo kita kesan aterus beli sesuatu
                yang sekiranya bisa ganjel nih perut”. (sambil memegang perutnya)
Wayan : “oke lah kalo begitu”.
                Mereka berdua pun menyebrang, sesampainya diwarung….
Made : “bu,bu,bu punten…” (sambil mencari ibu warung)
Wayan : “Mad, kayanya pemilik warungnya engga ada deh?”
Made : “iya yan, padahal perutku dalem banget nih”. (sambil menahan perih karena perut laper).
Wayan : “sudah ambil saja roti ini Mad”. (sambil mengantungi roti ke saku jaketnya)
Made : “edan kamu yan! Gimana kalopemilik warung tahu, bisa habis disini kita”.
Wayan : “sudah jangan banyak omong, gini loh Mad kamu kalo ingin hidup di dunia ini engga usah
              pikirin neraka dulu, oke? (sambil meninggalkan warung dan mengunyah roti hasil                   rampasannya).
Made : “sesat kamu yan!, tapi…… sepertinya enak juga tuh yan”. (sambil mengambil dan mengunyah
               sisaan roti di tangan wayan)
               
Saat mereka berdua sedang menyebrang, tiba-tiba dari arah kanan muncul sebuah sepeda motor dengan kecepatan kencang dan pada saat itu pun pengendara sepeda motor tidak bisa mengendalikannya. Gubraaaaaaaaaaaaaak …………. Wayan, Made, dan pengendara sepeda motor tersebut pun tersungkur tak sadarkan diri, untung saja pada saat itu ada polisi yang sedang bertugas di daerah itu dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Di rumah sakit.
Bunda : “nak, kenapa bisa terjadi seperti ini?”.
Made : “maafkan aku bun, Aku sudah ngebohongi Bunda”.
Bunda : “ngebohongi gimana maksudnya?”.
                Belum saja Made menjawab pertanyaan yang di lontarkan Bundanya, datanglah seorang sosok lelaki yang memakai kaca mata di adalah Pak Nyoman selaku guru matematika dan walikelas Made.
Pak Nyoman : “mungkin itu ganjaran yang setimpa buat orang yang suka ngebohongi orang tua, yang
                            mengatakan berangkat sekolah tetapi sebenarnya tidak ke sekolah”.
Made : “iya maaf pak, kami berdua mengaku salah, kami melakukan ini karena takut dengan hukuman
               yang di berikan Bapak untuk orang yang tiak mengerjakan PR”.
Pak Nyoman : “Mad, Yan, Bapak memberikan PR ini semata-mata agar kalian cepat menguasai pelajaran
                            yang telah di berikan saja”.
Wayan : “saya mengaku salah pak”.
Made : “iya pak kami berdua mengakui bahwa perbuatan yang kami lakukan ini salah, kami berdua
               minta maaf pak”.
Pak Nyoman : “Mad, Yan, dikerjakan atau tidaknya PR tersebut, bukan Bapak yang rugi malah sekarang
                            kalian berdua yang rugi karena tidak bisa mengikuti pelajaran segimana mestinya”.
                Made dan Wayan terdiam penuh penyesalan.

Untuk Mempermudahkan Mengaksesnya anda bisa mendownload dalam bentuk Word :

*Semoga bermaanfaat & tinggalkan komentar di postingan ini :)

SUBSCRIBE CHANNEL SIGIT BT